Rabu, 26 September 2007

DEMI JAGA TALI SILATURAHMI


Demi sebuah tanggung jawab besar menjaga tali silaturahmi antar anggota, HMPC Depok menggelar acara berbuka puasa bersama. Gelaran yang berlangsung di kediamanan Daulay di bilangan Studio Alam, Depok (22/9) berlangsung meriah lantaran dihadiri hampir seluruh anggota HPC Depok. Hadirnya boncenger yang terdiri dari isteri, anak, atau pacar ini juga memberikan warna betapa eratnya ikatan persaudaraan di HMPC Depok.
Suasana rumah yang asri dan luas membuat anggota yang hadir terlihat santai. Yang paling asyik, rumah Daulay ini dilengkapi pendopo luas. Pokoknya asyik banget buat ngumpul. Thank bro Daulay, tempatnya..mantabbbb
Selesai minum es buah, makan ikan ayam-ayaman bakar, ayam bakar, dan nasi tak lupa elar forum terbuka HMPC Depok. Pembahasan berbagai aspek berkaitan dengan roda organisasi klub diuraikan. Tak hanya itu Anton, selaku divisi turing menyampaikan tentang akan diadakannya turing gabungan yang akan berlangsung Desember ke Dieng. Selain dihadiri anggota, HMPC Depok kedatangan juga tamu dari JMPC Yogyakarta plus boncenger yang diantar bro Junet dari HMPC Bekasi.Rahmat

Selasa, 18 September 2007

JEMPOL= IBU JARI YANG MENYEJUKAN




Nama populernya memang jelek, Jempol. Padahal nama aslinya bagus, IBU JARI. Tapi soal nama si Jari Buntet ini rasanya tak perlu jadi perdebatan, karena yang lebih penting adalah makna dari si Jempol.

Jempol adalah simbol dari tanda penghargaan, rasa terima kasih, salut, bagus. Memberi tanda jempol kepada orang lain bermakna kita menghargai apa yang dia berikan, rasa terima kasih dan penghargaan kepadanya.

Bagaimana jika memberi jempol kita aplikasikan dalam konvoi berkendara? Ada cerita menarik tentang kisah si Jempol ini dari Bro Nio Pangestu alias Tok, seorang bikers Skuter tanpa club :

Sabtu kemarin ketika menuju Pasar Minggu dari arah Depok, kebetulan saya berpapasan beberapa kali dengan rombongan bikers. sableng-sableng gini pernah ikut klub / komunitas, ngeh-lah kalo itu bikers yang habis pulang turing atau jalan. Ada satu hal yang menggugah saya dan membuat saya ingin menulis ini di milis yang saya cintai ini. semoga bisa menjadi sharing yang berguna, dan membuat kita menjadi lebih arif nanti di jalan.

Sekitar 7 - 10 motor jenis Honda Mega Pro dengan jaket beraura gelap, berpakaian turing lengkap melintas. lampu flasher menyala dibarengi lampu utama, kuat pertanda ini adalah bikers. Melintasi jalanan yang agak padat, mereka melaju dengan santai. Nggak ada tuh yang namanya klakson kebo, klakson kambing, klakson toet, terompet dan segala macemnya yang bikin kaget. Saya agak kaget melihat mereka di belakang saya, tahu kalo ini rombongan.

Tapi mereka tidak memberi klakson atau menggeber-geber (padahal saya menggunakan skuter). Sabar-sabar aja di belakang saya yang kemudian langsung berusaha menepi dan memberi jalan. pikir saya, ketimbang gue dikagetin, digeber-geber atau disemprot ... minggir aja ah .... kalah tunggangan nih :)

Melihat saya minggir, satu per satu dari motor Mega Pro tersebut melewati saya. masih santai, tidak terburu-buru, pokoknya kalem aja deh. Saya menunggu hingga sosok tunggal di belakang (sweeper, terlihat dari posisi konvoi ) melintas. Rombongan ini rupanya terpisah dua, jadi agak lama menunggu rombongan kedua melewati saya setelah yang pertama lewat. Ketika akhirnya si sweeper melintas, itu artinya barisan konvoi sudah 'komplit' melewati saya dan motor lain yang juga menepi.

Saya sudah cukup senang tidak diberi 'hadiah' suara binatang yang aneh-aneh, gas yang digeber-geber atau apa saja yang bikin kesal. Si sweeper ketika pas di depan saya, melepas tangan kirinya dari setang dan disorongkan agak ke bawah sehingga terlihat jelas. Terlihat dari gerakan tangannya yang terbalut sarung tangan....Membentuk kode 'JEMPOL'.

Sebagai orang yang pernah mencicipi dunia biker dan tahu sedikit soal kode turing, anda tak akan pernah membayangkan apa yang saya rasa saat itu. Perasaan senang, bebas, lepas, bahagia .... Perasaan merasa dirinya begitu dihargai sebagai sesama pengguna jalan. Mereka berkelakuan sopan. Pun tidak meminta diberi jalan dan rela terpisah jadi dua rombongan. Tapi tetap berterima kasih dengan memberikan kode jempol ketika diberi jalan. Sempat melirik salah satu peserta yang menggunakan box, tertera di sana tulisan " www.honda-megapro.or.id". Jika tak salah mengira, itu berarti HMPC ? Ah, perasaan kagum dan salut langsung terpancar dari lubuk hati saya untuk mereka.

Jadi, jika ingin orang lain menghargai komunitas / klub anda, ternyata anda tak perlu atribut macem-macem khas biker. Cukup berperilaku dengan santun di jalan, Insya Allah .... komunitas anda akan dihargai oleh orang lain sebagai biker yang santun dari komunitas baik yang bisa mendidik anggotanya.

Memberi jempol, tak perlu bayar alias gratis. tapi maknanya buat orang lain tak cuma puitis.

My best regards for HMPC!

Nio Pangestu (Nick : Tok)
http://bebeksableng.blogspot.com
(from milis honda-vario@yahoogroups.com)

Sumber: http://honda-tiger.or.id/

LOG TURING ANYER 8-9 SEPTEMBER 2007



LOG TURING ANYER 8-9 SEPTEMBER 2007


Peserta: 21 Motor
Ketua Panitia: Cahyo
Kloter 1:
Capt. Road: Heru
Blocker: Kumis dan Cahyo
Sweeper: Jambroi dan Doel
Anggota: Seno+boncenger, Daulay+boncenger, Lutfi, Ary, Chandra

Kloter 2:
Capt. Road: Wanu
Blocker: Ray dan Rahmat
Sweeper: Binyo dan Tomo Inyong
Anggota: Chandra, Heri, Wahyu, Faisal, Ady, Bijak, Sunu

Berangkat dari ATB, Depok Sabtu (9/10), jam 00.30 WIB menuju TB Simatupang. Berhenti di Pom Bensin TB Simatupang buat isi bensin. Di sana telah menunggu Ray yang siap bergabung dengan kloter 2. Kloter 1 jalan, lalu dilanjutkan kloter 2 menuju Lebak Bulus, lalu masuk ke Bintaro. Kondisi lalu lintas lancar, kecepatan rata-rata 70 km/jam.
Ketika masuk di wailayah Bintaro yang jalannya berkelok-kelok itu, kloter 1 di bawah pimpinan Heru dan Blocker Cahyo salah jalan. Seharusnya menuju ke Tangerang malah berputar mengeliling lapangan golf Bintaro. Bahkan lucunya melewati lagi kloter 2 yang baru mau berangkat. “Wah gua pikir klub lain yang lewat he…he…,” kata seorang teman dari kloter 2. Setelah kejadian itu Kumis yang tadinya jadi blocker kloter 2, pindah ke kloter 1 sebagai penujuk jalan.
Kloter 1 menuju Tangerang lancar, walau mesti melewati banyak polisi tidur di Graha Bintaro. Namun tak begitu dengan kloter 2, ketika masuk di wailayah Tangerang (dekat Lippo tepatnya), salah satu anggota, Chandra jatuh sekitar pukul 2.30 WIB. Pergelangan kaki kanannya terkilir. Untunglah Chandra punya tekad baja untuk melanjutkan turing. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Tangerang kota. Setiba di Pom Bensin di Balaraja, kedua kloter melakukan rest sekitar pukul 3.00 WIB.
Beberapa nggota langsung ambil posisi rebah, sementara lainnya ada yang makan roti. “Nih roti dari kopral,” kata Jambroi, yang diserahi bekal oleh Sugiono atau biasa disapa Kopral (Kopral enggak ikut, tapi ikut melepas rombongan di ATB). Sementara Heru sibuk membenahi baut hand guard motor Chandra. “Bautnya udah dol nih, jadi sementara nggak usah dipasang dulu,” kata Heru.
Setelah rest selama beberapa menit, perjalanan di lanjutkan kembali menuju Serang. Jalur Serang yang kanan-kirinya sedang ada galian membuat rombongan mesti pasang penglihatan yang tajam. Tahu sendiri, tanah dan pasir bisa bikin motor ngegolosor he..he… Dari Serang rombongan tak memilih jalur yang biasa menuju Anyer. Namun rombongan memilih jalur alternatif Ciomas.
Saking mulusnya jalan alternatif anyer membuat para anggota mulai terlena ngantuk. Walaupun masih pada gengsi tuk mau menyatakan ngantuk.....hal ini di lihat dari pertanyaan sweeper di grup 1 namun semua mengacungkan jempol tanda masih "Oke" . Tapi beberapa menit kemudian dengan tiba tiba bro Heru dari Grup 1 melambaikan tangan tanda menyerah...hehehehe istirahatlah kita sekitar jam 5:30 di jalan yang mulus nan sepi itu.
Setelah mencari beberapa tempat yang cocok buat rest dipilih sebuah warung yang ada pendoponya. Santapan teh hangat, ubi goreng, lontong dan tempe goreng jadi menu pembuka sarapan pagi. He..he..Lumayan buat ngisi perut bro. Wanu (divisi turing HMPC Pusat) yang punya skill bahasa Sunda ciamik langsung ambil komado buat nego harga dan menghitung berapa biaya makan di warung kecil itu. Enggak sampai 30 ribu makan di situ, maklum gorengannya 1000 dapat tiga.
Matahari sudah menampakan diri dengan tak malu-malu lagi. Sambil istirahat, angota turing memeriksa kondisi kendaraan. Ada yang melumasi rantai ada pula yang mengencangkan rantai. Nah di sini peran Tomo Inyong, selaku mekanik HMPC Pusat berperan. Beberpa anggota yang motornya ada masalah langsung konsultasi ke Inyong dan dilanjutkan dengan perbaikan.
Kelar rest, perjalanan di lanjutkan lagi, jalur alternatif Ciomas yang mulus dan berkelok-kelok membuat adrelin teman-teman yang doyan turing bergejolak. “Asyik banget nih jalurnya,” kata Ray, blocker kloter 2 yang kalau blocker bus sesekali mengangkat kedua tangannya. Pokoknya sudah seperti aksi free style deh…he…he…
Sehabis rest, tepatnya pukul 6.30 WIB, ban motor anggota kloter 2, Bijak bocor. Untunglah ada Kumis yang bawa ban dalam cadangan. Dan yang paling bikin happy, Inyong bawa kompressor listrik yang dikoneksikan ke aki. Dengan modal obeng akhirnya ban bisa dipasang, dan roda Megy Bijak kembali berputar lagi. Untuk hal ini angkat dua jempol buat Inyong.
Opss… enggak berapa lama jalan giliran Heru, kloter 1 yang mengalami masalah. Bannya terlihat agak kempis, walau tak sampai habis. Berhenti sebentar. Lalu atas masukkan beberapa anggota, perjalanan dilanjutkan kembali. Sementara Heru jalan dengan kondisi ban kurang sehat. Untunglah ketika perjalanan menuju penginapan Kali Maya, Anyer tak begitu jauh. Rombongan pun tiba di penginapan sekitar pukul 8.00. Setiba di sana, rombongan beristirahat.
Bersambung ya bro….Ini ringkasannya dulu: (Setiba di penginapan, berenang sore + Futsal bersama Binyo, malam evaluasi turing, lalu pelantikan (berenang dan doroong motor), bakar ikan + minum es kelapa muda, tidur. Minggu pagi lomba adu pelan motor, mandi, pelantikan anggota baru sebanyak 9 0rang secara resmi, persiapan pulang pukul 13.00 WIB (9/9). Balik seperti jalur pertama…..trus ke Depok. Rahmat & Doel

Senin, 17 September 2007

PELANTIKAN ANGGOTA BARU DAN PRAMUSCHAPT 6-7/April 2007






SEGAR DAN SOLID
Agar aktivitas klub bisa lebih segar dan solid, Honda Mega Pro Club (HMPC) Chapter Depok menggelar pra musyawarah chapter (muschapt). Gelaran yang berlangsung di Puncak Bogor (6-7/4) ini diisi dengan evaluasi kinerja pengurus. “Aturan AD/ART setahun sekali mewajibkan adanya muschapt,” kata Binyo, ketua HMPC chapter Depok.

Selain melakukan musyawarah, klub yang memiliki anggota sekitar 70 orang ini juga melantik anggota baru sebanyak 9 orang. Dalam acara pelantikan itu, anggota baru diberi pemahaman tentang pentingnya safety riding dan sikap santun di jalan. Rahmat

BAKSOS BANJIR 5-2-2007


HONDA MEGA PRO CLUB CHAPTER DEPOK (HMPC DEPOK)

BAKSOS BANJIR
Sebagai bentuk rasa solidaritas terhadap penderitaan sesama klub Honda Mega Pro Chapter Depok (HMPC Depok) menggelar baksos buat korban banjir Jakarta. “Motivasinya cuma satu, pengin bantu orang yang menderita,” kata Binyo, ketua HMPC Depok.
Baksosnya sendiri menurut Gandhos, koordinator acara baksos berlangsung dua kali, pertama Senin (5/2) ke Rawajati, Kalibata, Jakarta Timur. Berikutnya Kamis (8/2) ke Bukit Duri dan Condet, Jakarta Timur. “Kita sumbang mie, air mineral dan makanan buat bayi,” ujar Gandhos. Rahmat

SEJARAH HMPC CHAPTER DEPOK



SEJARAH HMPC CHAPTER DEPOK

Berdirinya Honda Mega Pro Club (HMPC) Chapter Depok tak bisa dilepaskan dari beberapa orang anggota HMPC yang tinggal di Depok dan kerap kopi darat (kopdar) di HMPC Jakarta (di depan Bidakara, Pancoran). Beberapa anggota itu antara lain, Tatan, Dino, Maday, Dani, dan Erwin. Dari obrolan intensif beberapa orang itu tercetus untuk membentuk embrio HMPC Chapter Depok.
Alasan berdirinya chapter Depok menurut Erwin, berdasarkan pemikiran bahwa daerah Depok itu cukup luas, dan banyak populasi pengendara Megapro di Depok dan sekitarnya. Dan kebetulan waktu itu. tempat ngumpul di Bidakara itu sudah ditutup untuk nongkrong dan mesti mencari tempat baru..
Berdasarkan alasan itu, Tatan melakukan lobi untuk berdirinya embrio chapter Depok ke ketua harian HMPC, Ugly. Lobi berjalan lancar dan pembentukan embrio didukung dengan antusias besar ketua harian HMPC.
Setelah mendapat lampu hijau dari HMPC Jakarta, diusulkan untuk melakukan kopdar yang bertempat di depan sebuah kampus di Margonda (sekarang jadi Bank BNI). Kopdar pertama itu dimulai jam 16.00 sampai maghrib yang dihadiri Erwin, Maday, Dino,Tatatan, dan Ardy. Setelah beberapa minggu berjalan anggota bertambah. Dimulai dari anggota yang juga kerap kumpul di Bidakara. Di antaranya Jumadi, Oki, dan Bimo.
Tepat 30 April 2005 diadadakan rapat di Pizza Hut, Pesona Khayangan, Depok. Peserta yang hadir Maday, Tatan, Erwin, Dino, Dani, Manto, Yudi F, dan Yudi H. Agendanya waktu itu, rencana pembentukan embrio, pembentuk pengurus, dan cara mencari anggota. Dari rapat itu diputuskan Tatan sebagai ketua embrio chapter, Dani divisi keuangan, Dino divisi.anggota, Erwin divisi turing, dan Yudi F divisi teknik.
Lalu atas usul Bimo, lokasi kopdar pindah ke depan rumah makan Sarimande. Di tempat baru ini diadakan rapat untuk membuat bendera, menyebarkan flayer, dan pembuatan kemeja. Ritual pakai kemeja berdampak pada kenaikkan jumlah anggota menjadi 20 orang. Pada kesempatan itu pula digulirkan adanya nomor anggota seperti yang telah dilakukan HMPC Chapter Bandung.
Waktu itu juga ada banyak pihak yang menginginkan HMPC Depok segera launching. Namun Tatan bersikeras ingin launcing setelah satu tahun. Alasannya ia ingin melihat perkembangan dari sisi jumlah anggotanya. Namun sebelum satu tahun launching, Tatan mengundurkan diri dari ketua embrio chapter lantaran waktu kerjanya dari sore sampai pagi.
Pada saat itu juga diadakan pemilihan ketua embrio chapter yang baru. Terpilihlah Jeffry Wagiu atau biasa disapa Binyo sebagai ketua embrio chapter dan Sumadi atau biasa dipanggil Maday sebagai wakilnya. Di bawah kepengurusan Binyo, waktu kopdar bergeser dari sore jadi malam. Dan tak berapa lama kemudian, tepatnya 29 April 2006 digelar prosesi launcing berdirinya HMPC Chapter Depok di depan rumah makan Sarimade. Lalu tepat pukul 00:15, 30 April 2006 lahiralah HMPC Chapter Depok.

Sumber: Berdasarkan wawancara dengan Erwin dan Sumadi (Maday)