Nama populernya memang jelek, Jempol. Padahal nama aslinya bagus, IBU JARI. Tapi soal nama si Jari Buntet ini rasanya tak perlu jadi perdebatan, karena yang lebih penting adalah makna dari si Jempol.
Jempol adalah simbol dari tanda penghargaan, rasa terima kasih, salut, bagus. Memberi tanda jempol kepada orang lain bermakna kita menghargai apa yang dia berikan, rasa terima kasih dan penghargaan kepadanya.
Bagaimana jika memberi jempol kita aplikasikan dalam konvoi berkendara? Ada cerita menarik tentang kisah si Jempol ini dari Bro Nio Pangestu alias Tok, seorang bikers Skuter tanpa club :
Sabtu kemarin ketika menuju Pasar Minggu dari arah Depok, kebetulan saya berpapasan beberapa kali dengan rombongan bikers. sableng-sableng gini pernah ikut klub / komunitas, ngeh-lah kalo itu bikers yang habis pulang turing atau jalan. Ada satu hal yang menggugah saya dan membuat saya ingin menulis ini di milis yang saya cintai ini. semoga bisa menjadi sharing yang berguna, dan membuat kita menjadi lebih arif nanti di jalan.
Sekitar 7 - 10 motor jenis Honda Mega Pro dengan jaket beraura gelap, berpakaian turing lengkap melintas. lampu flasher menyala dibarengi lampu utama, kuat pertanda ini adalah bikers. Melintasi jalanan yang agak padat, mereka melaju dengan santai. Nggak ada tuh yang namanya klakson kebo, klakson kambing, klakson toet, terompet dan segala macemnya yang bikin kaget. Saya agak kaget melihat mereka di belakang saya, tahu kalo ini rombongan.
Tapi mereka tidak memberi klakson atau menggeber-geber (padahal saya menggunakan skuter). Sabar-sabar aja di belakang saya yang kemudian langsung berusaha menepi dan memberi jalan. pikir saya, ketimbang gue dikagetin, digeber-geber atau disemprot ... minggir aja ah .... kalah tunggangan nih :)
Melihat saya minggir, satu per satu dari motor Mega Pro tersebut melewati saya. masih santai, tidak terburu-buru, pokoknya kalem aja deh. Saya menunggu hingga sosok tunggal di belakang (sweeper, terlihat dari posisi konvoi ) melintas. Rombongan ini rupanya terpisah dua, jadi agak lama menunggu rombongan kedua melewati saya setelah yang pertama lewat. Ketika akhirnya si sweeper melintas, itu artinya barisan konvoi sudah 'komplit' melewati saya dan motor lain yang juga menepi.
Saya sudah cukup senang tidak diberi 'hadiah' suara binatang yang aneh-aneh, gas yang digeber-geber atau apa saja yang bikin kesal. Si sweeper ketika pas di depan saya, melepas tangan kirinya dari setang dan disorongkan agak ke bawah sehingga terlihat jelas. Terlihat dari gerakan tangannya yang terbalut sarung tangan....Membentuk kode 'JEMPOL'.
Sebagai orang yang pernah mencicipi dunia biker dan tahu sedikit soal kode turing, anda tak akan pernah membayangkan apa yang saya rasa saat itu. Perasaan senang, bebas, lepas, bahagia .... Perasaan merasa dirinya begitu dihargai sebagai sesama pengguna jalan. Mereka berkelakuan sopan. Pun tidak meminta diberi jalan dan rela terpisah jadi dua rombongan. Tapi tetap berterima kasih dengan memberikan kode jempol ketika diberi jalan. Sempat melirik salah satu peserta yang menggunakan box, tertera di sana tulisan " www.honda-megapro.or.id". Jika tak salah mengira, itu berarti HMPC ? Ah, perasaan kagum dan salut langsung terpancar dari lubuk hati saya untuk mereka.
Jadi, jika ingin orang lain menghargai komunitas / klub anda, ternyata anda tak perlu atribut macem-macem khas biker. Cukup berperilaku dengan santun di jalan, Insya Allah .... komunitas anda akan dihargai oleh orang lain sebagai biker yang santun dari komunitas baik yang bisa mendidik anggotanya.
Memberi jempol, tak perlu bayar alias gratis. tapi maknanya buat orang lain tak cuma puitis.
My best regards for HMPC!
Nio Pangestu (Nick : Tok)
http://bebeksableng.blogspot.com
(from milis honda-vario@yahoogroups.com)
Sumber: http://honda-tiger.or.id/
Selasa, 18 September 2007
JEMPOL= IBU JARI YANG MENYEJUKAN
Diposting oleh Rachmad sadeli di 20.58
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar