Selasa, 24 Februari 2009

Perhatikan Gap Busi!





Busi! Ya, peranti pemantik api di ruang bakar ini punya kelemahan jika diperlakukan tidak tepat. Misal jika celah atau gap busi tidak sesuai sama yang diharuskan. Efeknya, letikan api busi kecil dan ke peranti lain. Salah satunya, Koil.

“Kerenggangan celah busi, buat sekitar 0,6 mm hingga batas toleransinya 0,8 mm,” ujar Kardi, owner Kardi Mulia Motor di Kp. Utan, Ciputat, Tangerang. Jika celah busi lewat dari batas itu, ada konsekuensi yang musti dibayar.1401celah-busi-dvd-2.jpg

Gimana kalau mulai dari apabila gap yang di busi itu, terlalu renggang alias jauh. Menurut Peter Dionisius, risiko yang disebabkan jika gap terlalu jauh lebih besar ketimbang gap yang rapat.

“Ketika gap terlalu jauh, maka bisa sering terjadi missfire,” ungkap Dion yang juga Product Development & Promotion PT Autochem Industry, distributor busi merek Autolite dari Amerika Serikat.

Nah, ketika terjadi missfire ini, maka pembakaran di ruang bakar jadi tidak sempurna. Maklum, kadang busi kan nggak meletikan api, cuy. Kondisi ini juga yang akhirnya bikin kondisi stasioner atawa idel mesin jadi tidak stabil.

“Kalau hal ini terjadi terus, maka bisa saja koil lebih cepat mati. Karena dengan gap renggang, maka koil dipaksa bekerja lebih keras,” ungkap Dion yang berkacamata itu.

Efek lainnya, motor pun jadi lebih boros. Penyebabnya, ya itu tadi! Karena pembakaran di ruang bakar tidak sempurna. Lanjut lagi ya! Tentunya ke sisi sebaliknya. Yaitu jika gap busi terlalu rapat.

“Kalau busi terlalu rapat, mesin jadi lebih cepat panas. Malah ketika dipakai buat akselerasi, timbul gejala mesin ngelitik,” tambah Kardi. Jadi, sekarang musti perhatikan gap yang dianjurkan dong

Penulis/Foto : Eka/David

Sumber Motor Plus

Tidak ada komentar: